Senin, 14 September 2015

Kemacetan di Jakarta dan Pencemaran Udara



Suasana kemacetan di Ibu Kota yang tidak pernah terselesaikan.  Sumber google.com

Kehidupan di nusantara telah kita rasakan sekarang ini, khususnya di daerah Ibu Kota Jakarta yang telah menjadi sorotan masyarakat dari Sabang sampai Merauke.  Begitu banyak gedung-gedung yang tinggi, rumah-rumah yang padat, sampah-sampah berserakan dan kali kotor tempat keruh telah membuat resah masyarakatnya atau yang paling utama lagi adalah kemacetan yang kadang membuat diri menunggu dan kabar tentang pencemaran udara.
Kemacetan di Jakarta yang begitu panjang hampir setiap harinya telah membuat masyarakat DKI Jakarta untuk rela menunggu di setiap jalan bahkan disudut jalan pun mereka pasrah menunggu.  Masyarakat DKI Jakarta pada umumnya terdiri dari orang-orang pekerja dan pedagang.  Kemacetan terjadi di jalan raya atau jalan yang bisa dimasuki motor hingga akhirnya kendaraan lain memiliki kesulitan dalam berkendara.  Hampir setiap hari kemacetan ini terjadi apalagi pada hari Senin sampai Kamis ini mengakibatkan kemacetan yang luar biasa, bukan hanya itu saja bahkan pada hari raya pun baik itu Hari Raya Idul Fitri maupun Idhul Adha terlebih pada hari raya Idhul Fitri tepat sebelum hari H mereka telah bersiap-siap untuk liburan ke kampung halaman masing-masing, atau yang sering disebut mudik. 
Beberapa aktivitas lainnya yaitu mereka ada yang berlibur dan ziarah ke makam sanak familinya yang telah meninggal.  Kemacetan seperti ini terjadi hanya berlangsung setahun sekali.  Dan cara menanggulangi kemacetan ini pemerintah berusaha sebisa mungkin untuk membuat jalan tol yang banyak agar bisa dipisahkan antara kendara beroda dua dengan kendaraan beroda empat.  Tapi kemacetan ini ada sebagian mereka yang merasa senang dan ada pula sebagian merasa resah.  Begitulah aktivitas kemacetan di Jakarta dan daerah lainyya.  Selain itu masyarakat juga terkadang resah akan hal yang satu ini yaitu pencemaran udara.
Pencemaran udara terjadi akibat sampah yang menumpuk dan berserakah di mana-mana dan limbah pabrik.  Selain itu  pencemaran udara juga terjadi akibat asap pabrik dan asap kendaraan.  Jadi tidak heran kalau kebanyakan orang Jakarta menderita batuk-batuk sesak nafas dan terkadang bisa mengakibatkan serangan jantung dan paling utama peristiwa ini terjadi akibat asap rokok yang selalu meresahkan masyarakat.  Setiap tahun atau setiap bulan banyak masyarakat yang meniggal dunia.  Asap rokok juga dinamakan pencemaran udara dan akibat rokok pula si pengguna juga akan menderita berbagai macam penyakit atau lebih parah lagi kalau mengonsumsi rokok bisa mengakibatkan meninggal dunia.  Jadi tidak heran kalau asap rokok saja bisa membunuh.  Tidak perlu benda tajam atau alat semacamnya.  Cukup rokok saja bisa membunuh beribu-ribu orang. 
Cara menanggulangi masalah ini pemerintah harus mengadakan banyak penghijauan yaitu dengan menanam tumbuh-tumbuhan dan pepohonan di berbagai tempat di daerah Ibu Kota Jakarta atau masyarakat sendiri saja yang harus turun tangan pun bisa. Cara menanggulangi asap rokok itu dengan cara berhenti merokok.  Baru itu landasan cara mengurangi asap rokok atau kalau pemerintah lebih kreatif di seluruh wilayah Indonesia harus menegaskan masyarakatnya untuk berhenti merokok.  Itulah dua masalah yang selalu terjadi di Ibu Kota Jakarta.  Mudah-mudahan kita dapat menghindari dua masalah tersebut.

Oleh: Arrachman Ratu Prawira Negara bin Amriadi
Kelas XII Bahasa 2, asal Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar