![]() |
sumber: google.com |
Di era modern ini, budaya asing
mulai menjajah budaya tanah air. Banyak
sekali faktor-faktor penyebaran budaya asing ke dalam tanah air. Baik lewat televisi ataupun yang lebih
berpengaruh yaitu lewat dunia internet.
Budaya-budaya tanah air seperti permainan anak-anak atau sebagainya
sudah mulai memudar. Mungkin disebabkan
oleh pemudanya yang lebih menyukai budaya-budaya asing daripada budaya tanah
air. Bahkan, pemuda sekarang menganggap
budaya asing adalah budaya gaul, sedangkan budaya asli dianggap budaya jadul.
Beda
dengan suasana di desa. Ternyata budaya
asli di sebagian besar daerah pedesaan di Indonesia masih dilestarikan. Mereka menganggap budaya adalah warisan
leluhur yang harus dijaga.
Di
Desa Warajaya, Kecamatan Bantarsari, Cilacap, budaya asli masih
dilestarikan. Seperti ebeg, wayang kulit,
sintren, dan masih banyak lagi. Biasanya
ebeg, wayang kulit, dan sintren dilaksanakan untuk acara-acara seperti
pernikahan, khitanan, dan sebagainya.
Saat
ini budaya yang sedang tenar di Desa Rawajaya adalah sintren. Penyelengaraan sintren cukup meriah. Pelaksanaan sintren tergolong masih
kejawen. Dalam sintren ada yang menjadi
putri sintren. Pemeran akan dimasukan ke
dalam kurungan yang besarnya hanya sekitar 150*100 cm. Wanita yang jadi peran duduk dengan posisi
kaki dan tangan terikat sebuah tali.
Disandingkannya sebuah baskom berisi kebaya dan alat-alat penghias
wanita. Setelah kurungan ditutup kain,
sambil diiringi lagu kejawen dan alat-alat musiknya juga. Seperti gendang, gong, gamelan, dan
lain-lain. Setelah menunggu beberapa
lama kurungan akan bergerak-gerak dan terbuka sendiri. Wanita yang menggunakan baju biasa sudah
terbalut cantik dengan kebayan yang disiapkan.
Wanita pemeran menari tanpa sadar.
Konon
yang berada di tubuh pemeran adalah Nyi Roro Kidul. Acara akan semakin meriah ketika putri
sintren berjalan menuju badut yang sudah disiapkan. Badut adalah sebutan pangeran sintren. Kemudian putri dan badut sintren menari
diiringi musik jawen. Sungguh acara
meriah. Saya pikir budaya Indonesia
masih tergolong lebih bagus. Maka, dari
contoh pelestarian budaya sintren di desa rawajaya, mari kita kembangkan
budaya-budaya asli kita.
OLEH: REZA SUTRISNO BIN A. RUKHANI MUBAROK
XII IPA, CILACAP, JAWA TENGAH |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar