Pidato ini dibawakan oleh M. Najiyullah asal Karawang kelas XII IPA tahun ajaran 2014-2015. Pidato ini bertemakan Guru dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh Ustad Ridwan, S.Pd.I. temukan pidato-pidato yang lain di youtube dengan keyword Pidato Siswa SMA Al Ashriyyah Nurul Iman. dan Like Page di Facebook dengan nama Lipendik SMA Al Ashriyyah Nurul Iman
Sabtu, 29 Agustus 2015
Jumat, 28 Agustus 2015
Senin, 24 Agustus 2015
Indonesia dalam Pasar Bebas
Indonesia
merupakan negara terkaya di dunia yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang
melimpah. Mulai dari rempah-rempah
ataupun kelautannya bahkan Indonesia disebut sebagai jantungnya dunia karena
sebagian besar flora dan fauna di dunia berada di Tanah Nusantara. Di samping itu, Indonesia terkenal sebagai negara
pengimpor terbesar di dunia dalam segala bidang dengan alasan produk luar negeri
jauh lebih unggul dibandingkan dengan dengan produk sendiri, padahal SDM nya
belum mampu memaksimalkan segala macam yang dimiliki negara itu sendiri. Sekarang negara tersebut sudah mulai dilirik
oleh negara-negara luar sebagai negara yang produktif menerapkan sistem pasar
bebas (Free Trade Market).
Pada
akhir tahun 2015 nanti, Indonesia akan resmi sebagai negara menggunakan sistem pasar bebas. Dimana negara-negara asing yaitu
negara-negara tetangga atau termasuk ASEAN akan hilir mudik memperdagangkan produk-produk
mereka dengan bebas begitu juga dengan Indonesia. Ini merupakan kesempatan yang sangat besar
bagi negara Indonesia agar popularitas di mata dunia tidak lagi dipandang
sebelah mata. Dengan adanya pasar bebas
tersebut, Indonesia bisa memasarkan produk-produk unggulannya ke berbagai
negara dengan mudah. Mulai dari kuliner,
karya seni, dan lain sebagainya.
Sehingga tidak lagi disebut sebagai negara konsumtif karena sudah mampu
bersaing dengan negara-negara maju.
Namun
disamping manfaat dan pengaruh besar terhadap kemajuan negara, pasar bebas pun
memiliki dampak negatif bagi bangsa Indonesia.
Mayoritas yang merasakan dan dapat dipengaruhi oleh kultur budaya luar
adalah remaja. Yang dominan dipengaruhi
serta ingin mencoba hal-hal baru, sehingga lambat laun budaya Ibu akan
ditinggalkan oleh bangsa indonesia. Ini
dikhawatirkan hilangnya karakteristik khas bangsa sendiri.
Pasar
bebas memang banyak manfaatnya selain itu juga banyak pula sisi
negatifnya. Oleh karena itu bangsa
Indonesia harus bisa serta mampu mempersiapkan diri dan berbenah diri agar
nantinya ketika sudah tiba waktunya Indonesia siap namun tidak menghilangkan
karakterisitik bangsa Indonesia sendiri.
OLEH: IRFAN NURFALAH BIN SURYANA
XII IPA, SUKABUMI, JAWA BARAT |
Komik sebagai Pemicu Suka Bicara
![]() |
Sumber: google.com |
Komik
merupakan karya seni yang mencangkup gambar-gambar sepi yang disisipi
kata-kata. Tentu saja kita semua sudah pasti tahu apa itu komik karena komik
sudah marak di pesantren. Salah satu
orang yang suka bicara mengenai komik adalah Abel.
Abel
adalah salah satu santri yang paling suka dengan komik. Pantas dibilang seperti itu karena setiap
duduk dengan temannya, panggil saja kamil.
Abel selalu membicarakan tentang karakter fiksi yang paling disukainya. Beberapa karakter yang disukainya seperti Naruto, Luffy, dan Conan.
Karena
banyak membicarakan tentang komik, banyak pelajaran yang tidak sempat
diulang. Oleh karena itu, banyak siswa
yang kesusahan, bingung, dan lain-lain.
Ketika diberi pertanyaan oleh guru mereka. Walaupun demikian, tidak selamanya membaca
komik menjadi masalah.
Suka
bicara karena membaca komik juga memilki manfaat . Salah satunya yaitu ketika santri merasa bosan. Membaca komik biasanya menceritakan apa yang
diketahuinya dengan detail disertai dengan gerak badan menirukan apa yang ada
di dalam otaknya. Dan akhirnya sang
pendengarpun kagum dan penasaran. Rasa
penasaran itulah yang menyebabkan pertanyaan.
Meskipun
banyak bicara, tapi kebanyakan mereka berkata benar. Daripada mengarang cerita-cerita bohong,
lebih baik menceritakan yang ada.
SINTREN
![]() |
sumber: google.com |
Di era modern ini, budaya asing
mulai menjajah budaya tanah air. Banyak
sekali faktor-faktor penyebaran budaya asing ke dalam tanah air. Baik lewat televisi ataupun yang lebih
berpengaruh yaitu lewat dunia internet.
Budaya-budaya tanah air seperti permainan anak-anak atau sebagainya
sudah mulai memudar. Mungkin disebabkan
oleh pemudanya yang lebih menyukai budaya-budaya asing daripada budaya tanah
air. Bahkan, pemuda sekarang menganggap
budaya asing adalah budaya gaul, sedangkan budaya asli dianggap budaya jadul.
Beda
dengan suasana di desa. Ternyata budaya
asli di sebagian besar daerah pedesaan di Indonesia masih dilestarikan. Mereka menganggap budaya adalah warisan
leluhur yang harus dijaga.
Di
Desa Warajaya, Kecamatan Bantarsari, Cilacap, budaya asli masih
dilestarikan. Seperti ebeg, wayang kulit,
sintren, dan masih banyak lagi. Biasanya
ebeg, wayang kulit, dan sintren dilaksanakan untuk acara-acara seperti
pernikahan, khitanan, dan sebagainya.
Saat
ini budaya yang sedang tenar di Desa Rawajaya adalah sintren. Penyelengaraan sintren cukup meriah. Pelaksanaan sintren tergolong masih
kejawen. Dalam sintren ada yang menjadi
putri sintren. Pemeran akan dimasukan ke
dalam kurungan yang besarnya hanya sekitar 150*100 cm. Wanita yang jadi peran duduk dengan posisi
kaki dan tangan terikat sebuah tali.
Disandingkannya sebuah baskom berisi kebaya dan alat-alat penghias
wanita. Setelah kurungan ditutup kain,
sambil diiringi lagu kejawen dan alat-alat musiknya juga. Seperti gendang, gong, gamelan, dan
lain-lain. Setelah menunggu beberapa
lama kurungan akan bergerak-gerak dan terbuka sendiri. Wanita yang menggunakan baju biasa sudah
terbalut cantik dengan kebayan yang disiapkan.
Wanita pemeran menari tanpa sadar.
Konon
yang berada di tubuh pemeran adalah Nyi Roro Kidul. Acara akan semakin meriah ketika putri
sintren berjalan menuju badut yang sudah disiapkan. Badut adalah sebutan pangeran sintren. Kemudian putri dan badut sintren menari
diiringi musik jawen. Sungguh acara
meriah. Saya pikir budaya Indonesia
masih tergolong lebih bagus. Maka, dari
contoh pelestarian budaya sintren di desa rawajaya, mari kita kembangkan
budaya-budaya asli kita.
OLEH: REZA SUTRISNO BIN A. RUKHANI MUBAROK
XII IPA, CILACAP, JAWA TENGAH |
Langganan:
Postingan (Atom)